Pengamat Nilai Startup Sulit Terhindar dari Bakar Duit Seperti OVO

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/11/05/84420d6c-c896-4837-91e4-0e279f70d00c_169.jpeg?w=700&q=80
Ilustrasi OVO/Foto: Rachmatunnisa/detikINET

Jakarta - Aksi bakar duit seperti yang dilakukan Lippo Group untuk OVO merupakan suatu yang tak bisa terhindarkan pada bisnis perusahaan rintisan atau startup. Bakar duit inilah yang membuat Lippo melepaskan sebagian sahamnya di dompet digital tersebut.

"Bakar uang memang keniscayaan dalam bisnis startup," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi kepada detikcom, Jumat (29/11/2019).

Dia menjelaskan, bakar duit dilakukan untuk menarik pengguna. Duit yang dibakar ditujukan untuk memberi diskon atau cashback kepada pelanggan.


Lanjutnya, bakar duit bisa saja berhasil jika pelanggan terus bertambah.

"Bakar uang berhasil jika pengguna bertambah dan pengguna lama terus aktif menggunakan layanan secara berkala, harapannya setiap hari," terangnya.

Tentu saja, bakar duit bukan hal yang tidak berisiko. Bakar duit juga tergantung dari kekuataan permodalan. Biasanya, itu akan berhenti jika ada sumber pembiayaan baru seperti pelepasan saham ke publik atau initial public offering (IPO).


Tambahnya, saat bakar duit pun risiko masih membayangi karena pelanggan akan menyusut. Sebab, harga barang menjadi lebih mahal.

"Tanpa promo diskon dan cashback pengguna mulai berpikir ini. Harga yang dijual jadi mahal," ungkapnya.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/11/28/1613f261-6137-44c9-a163-9e510a0ce6dd.jpeg?a=1

Simak Video "Rudiantara Semringah Sambut OVO Jadi Unicorn Kelima Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)