https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/9VKSeEhdspf15oQPWCx5MHH2r6w=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2816530/original/044546100_1558937637-bos_huawei.jpg
Pemimpin Huawei: Ren Zhengfei. Dok: Time

Pendiri Huawei Pede Bisa Jadi Nomor 1 di Dunia Tanpa Google

by

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, CEO Huawei Richard Yu menyebut, Huawei bisa jadi vendor smartphone terbesar di dunia, melewati Samsung pada 2019, jika tidak diblokir Google.

Meski demikian, itu tak mengesampingkan kemungkinan Huawei menjadi nomor satu di dunia, bahkan dengan adanya larangan tersebut.

Pasalnya, dalam sebuah wawancara, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan, Huawei bisa menjadi pembesut smartphone nomor satu di dunia, tanpa Google.

Mengutip laman Gizmochia, Jumat (29/11/2019), saat ditanya mengenai rencana cadangan perusahaan, Ren mengatakan, Huawei kini tengah membuat solusi berskala besar untuk mengatasi situasi setelah pelarangan akses Google.

Tampaknya, Ren mengacu pada OS milik perusahaan, yakni Harmony OS yang diumumkan pada Agustus lalu di Tiongkok.

Ia juga mengatakan, tidak mengetahui pasti apakah Google menolak lisensi untuk berdagang dengan Huawei. Tanggapan ini datang beberapa saat setelah Google ddiberikan lisensi untuk berdagang Huawei.

Pelarangan Google Berdampak ke Bisnis Internasional Huawei

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/jppFNAOnnfXsqBMWiT7iAk0DzrQ=/0x0:0x0/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2271942/original/059797300_1539422448-Device_Laboratory_milik_Huawei_di_Beijing__Tiongkok_Andina_Librianty.jpg
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Misalnya, Microsoft baru-baru ini mendapat lisensi dari Departemen Perdagangan AS untuk mengekspor perangkat lunak ke Huawei.

Berkat lisensi perdagangan ini, Microsoft dapat memasok Windows 10 ke MateBook D terbaru milik Huawei di Tiongkok.

Namun, yang patut dipertanyakan adalah apakah Google bakal mendapatkan lisensi untuk berdagang kembali dengan Huawei?

Pasalnya, saat ini sudah bulan keenam sejak pelarangan hubungan dagang antara Huawei dengan perusahaan-perusahaan AS.

Pelarangan ini bahkan berdampak bagi bisnis smartphone Huawei, di mana belum lama ini perusahaan merilis Huawei Mate 30 tanpa dukungan penuh dari layanan Google. Tentu hal ini berpengaruh bagi pengguna di luar Tiongkok.

Tanpa Google bahkan smartphone Huawei bisa dibilang lumpuh di pasar internasional, meski begitu belum lama ini Mate 30 juga telah hadir dan dijual di Indonesia.

Kembali dalam 2 Tahun

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/iPn7EFcZNbOylbaQ6NuahHmccvk=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2516368/original/080925400_1544065665-huawei.jpg
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Optimisme dari pendiri Huawei juga digambarkan melalui ucapannya yang menyebut Huawei bakal kembali ke pasar internasional secepatnya. Ren mengatakan, Huawei bakal kembali dalam dua tahun ke depan.

"Kami harus menggunakan alternatif, jika alternatif itu matang. Saya pikir itu akan menjadi lebih kecil kemungkinannya untuk kembali ke versi sebelumnya (Google)," kata Ren.

Ia mengatakan, saat ini menjadi momen kritis bagi Huawei.

"Saya berharap pemerintah AS dapat mempertimbangkan apa yang terbaik untuk perusahaan-perusahaan Amerika," katanya.

Saat ini belum tahu apa yang direncanakan Huawei untuk pasar internasionalnya. Dengan begitu, strategi utama Huawei kemungkinan adalah dengan menggandakan upayanya di Tiongkok.

Bahkan, dengan adanya peningkatan penjualan di pasar dalam negeri, Huawei tetap mendapatkan keberhasilan lebih banyak ketimbang vendor smartphone lainnya di skala global.

(Tin/Isk)