https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/iAX9ncWZhJUjiVkXVnpEW4kVQlE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1936958/original/011395500_1519617860-Jaringan-Telpon-Seluler5.jpg
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Ini Frekuensi Ideal 5G untuk Smartphone

by

Liputan6.com, Batam - Kehadiran smartphone yang mendukung jaringan 5G sudah dimulai sejak tahun ini, dan diprediksi terus bertambah di tahun depan. Hal itu tidak lepas dari mulai digelarnya layanan 5G secara komersial di sejumlah negara.

Indonesia juga menjadi salah satu negara yang sudah mulai mempersiapkan kehadiran 5G. Meski belum ada regulasi yang mengatur, termasuk soal frekuensi yang ingin digunakan, pemerintah sudah mulai menyiapkan beberapa opsi.

Salah satu frekuensi yang menjadi opsi adalah 3,5GHz. Frekuensi ini disebut menjadi salah satu yang paling ideal untuk nantinya digunakan untuk penerapan 5G bagi smartphone.

Hal itu juga sempat diungkapkan oleh PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto. Dia mengatakan 3,5GHz paling ideal untuk penggunaan smartphone, karena memang umum digunakan di negara lain yang menggelar layanan 5G.

"Di dunia saat ini umumnya menggunakan 3,5GHz, karena frekuensi ini bisa menjangkau mana-mana," tuturnya ditemui di Batam, Kamis (28/11/2019). Selain itu, dia menambahkan frekuensi ini tidak terpengaruh cuaca buruk.

 

Siap Sediakan Perangkat Sesuai Regulasi 5G

https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Njb2doh8NrtKLWOM49SBOBGJaLI=/0x0:0x0/673x379/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/2980722/original/066393000_1574941900-New_Project__2_.jpg

Meski 3,5GHz memang menjadi frekuensi ideal untuk smartphone, Aryo mengatakan Oppo tetap mengikuti regulasi yang nantinya dibuat pemerintah untuk alokasi frekuensi 5G.

"Kalau regulasinya nanti mengatur frekuensi lain, ya kami harus menyediakan perangkat itu," tuturnya melanjutkan. Namun, dia mengatakan Oppo tetap harus melakukan proyeksi jumlah konsumen yang akan memakainya, sebab menggunakan frekuensi yang berbeda dari kebanyakan.

Pun demikian, Oppo mengatakan sebagai vendor pihaknya sudah siap memboyong perangkat 5G secara komersial ke Indonesia. Jadi, perusahaan asal Tiongkok ini akan menyesuaikan dengan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

"Kalau misalnya pemerintah bilang 3,5GHz, perangkat komersial kami tinggal masuk. Hanya yang tinggal regulatornya saja bagaimana, apakah 5G ini ada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) atau apa," ujar Aryo.

 

Frekuensi 3,5GHz

https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ZLPpVPbN6ltH9pZaE9689J5ZQac=/673x379/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1871221/original/064810000_1517914918-jaringan-5G-02-electronicweekly.jpg

Perlu diketahui, 3,5GHz memang menjadi kandidat kuat frekuensi yang akan digunakan untuk menggelar 5G. Hanya untuk saat ini di Indonesia, frekuensi itu masih digunakan untuk satelit.

Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemkominfo, Ismail, satelit sendiri merupakan keharusan, sebab Indonesia merupakan negara kepulauan.

"Di 3,5GHz ada satelit, bagi Indonesia yang negara kepulauan, satelit itu keharusan, tidak mungkin meninggalkan satelit. Jadi, kombinasi antara satelit dan terestrial adalah keniscayaan untuk kepentingan negara," tuturnya saat uji coba 5G oleh Telkomsel di Batam.

Untuk itu, Ismail akan melakukan pembagian di frekuensi. Sebagai langkah awal, Dirjen SDPPI sudah meminta Telkomsel sebagai operator pertama yang melakukan uji coba di 3,5GHz.

Telkomsel dipilih karena memang bagian dari Telkom yang memilki satelit. Dengan uji coba ini, Ismail menuturkan, dapat diketahui seberapa jauh implikasi 5G di 3,5GHz terhadap satelit.

"Makanya saya berharap Telkomsel dan Telkom bisa bekerja sama melakukan uji coba di band 3,5GHz ini, sehingga bisa mendapat kesimpulan berdasarkan real cases, bukan teori di atas kertas saja," tuturnya.

(Dam/Ysl)