https://statik.tempo.co/data/2019/11/29/id_893450/893450_720.jpg
Gunung Batur memberi nuansa rasa yang kuat pada tanaman kopi yang ditanam di lerengnya. Dok. Kemenparekraf

Kopi Kintamani Bisa Bikin Turis Rindu Bali

by

TEMPO.CO, Denpasar - Kopi Kintamani memiliki rasa yang khas. Kopi ini menjadi andalan wisata Kabupaten Bangli. Potensi wisata kopi inilah yang sedang digarap kabupaten yang berada di kaki Gunung Batur itu.

Potensi besar yang dimiliki kopi Kintamani menjadi daya tarik wisatawan. Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Pemerintah Kabupaten Bangli menggelar Kintamani Coffee Festival (KCF) di anjungan Panorama Penelokan, Kintamani Bangli, guna memperkenalkan dan meningkatkan geowisata dan geoproduk yang ada di kawasan Batur Unesco Global Geopark.
Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Prof I Gde Pitana, saat membuka Kintamani Coffee Festival mengatakan, kopi merupakan komoditas yang sudah ada ratusan tahun di Bali. Bahkan minum kopi sudah menjadi tradisi yang turun temurun.

https://cdn.tmpo.co/data/2019/11/29/id_893452/893452_720.jpg

Kintamani Coffee Festival (KCF) digelar Pemkab Bali untuk memperkenalkan kopi Kintamani. Dok. Kemenparekraf
“Belakangan ini malah, minum kopi sudah jadi gaya hidup, dan potensi kopi di sini sangat potensial mendatangkan wisatawan hanya untuk sekedar minum kopi. Kami setiap pameran di luar negeri pun selalu ada coffee corner dan selalu berhasil menarik minat pengunjung,” katanya.
Selain itu, Kintamani Coffee Festival yang diselenggarakan dari tanggal 28 - 29 November 2019 sebagai jawaban salah satu rekomendasi dari Unesco saat melaksanakan revalidasi tahun 2016, bahwa geoproduk dalam Batur Unesco Global Geopark masih kurang.
Ia juga menjelaskan, ketika berbicara kopi, maka Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar kedua di dunia. "Dan ketika berbicara kopi Indonesia, maka di tempat sekarang kita menyelenggarakan festival kopi, merupakan salah satu sentra kopi yang sangat terkenal dengan kualitas kopinya yang sangat luar biasa," ujar Pitana.
“Dalam catatan saya, kopi Kintamani pertama kali diekspor ke Amerika tahun 1825. Dari berbagai literatur, kopi Kintamani memiliki tekstur, rasa dan aroma yang sangat khas dan tidak ditemukan di tempat lain. Jadi kopi Kintamani sangat luar biasa," terangnya.

https://cdn.tmpo.co/data/2019/11/29/id_893454/893454_720.jpg

Kopi Kintamani berpotensi menjadi daya pikat wisatawan mancanegara ke Kabupaten Bangli. Dok. Kemenparekraf
Menurut dia, festival seperti ini merupakan salah satu wahana untuk mempromosikan produk dan destinasi dimana produk itu berada. Ia meyakini ketika festival dilaksanakan secara terus menerus akan mampu meningkatkan citra dan merek dari sebuah destinasi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli Wayan Adnyana mengatakan tujuan dari penyelenggaraan Kintamani Coffee Festival, adalah untuk memperkenalkan bahwa Batur Unesco Global Geopark bukan sekadar bentang alam danau atau gunung saja, tetapi Batur Unesco Global Geopark memiliki kawasan yang sangat luas.

https://cdn.tmpo.co/data/2019/11/29/id_893455/893455_720.jpg

Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Prof I Gde Pitana (kiri) saat meninjau Festival Kopi Kintamani. Dok. Kemenparekraf
“Kami berharap, kegiatan ini bisa masuk top 100 event pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sehingga bisa berlangsung setiap tahun, serta bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Bangli,“ katanya.