Puluhan Desa Di Bondowoso Teridentifikasi Rawan Pangan

by
http://imgcdn.rri.co.id/thumbs/berita_752739_800x600_20191128_124048.jpg
Puluhan Desa Di Bondowoso Teridentifikasi Rawan Pangan

KBRN, Bondowoso: Sebanyak 36 desa yang tersebar di 18 Kecamatan di Kabupaten Bondowoso teridentifikasi rawan pangan. Tetapi dari data stunting yang berasal dari Bappenas dan Depdagri, tidak ada satu desa pun dari 18 desa tersebut masuk di zona stunting.

Dari ke 36 desa tersebut, sebanyak dua desa masuk zona merah rawan pangan yaitu desa Penang Kecamatan Botolinggo dan desa Batu Salang Kecamatan Cermee.

Asisten 2 Pemkab Bondowoso, Agus Suwardjito kepada RRI, Jumat (22/11/12) mengatakan, dari hasil survei Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember di 36 desa dengan mengambil sampel tiap desa 10 KK, menunjukkan bahwa berdasarkan pola pangan harapan atau keanekaragaman pangan yang dikonsumsi masyarakat di 36 desa berada di segitiga perunggu dengan angka 73,3. 

" Evaluasinya tiap tahun baik angka kecukupan energi, protein, dan pola pangan harapan cenderung meningkat sejak 2017," jelasnya saat Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan 
Penelitian Penyusunan Analisis Konsumsi Dan Neraca Bahan Makanan Pola Pangan Harapan di gedung Sabha Bina 1 Pemkab Bondowoso. 

Meski intervensi pemerintah daerah dalam masalah ini cukup baik, namun kata Agus, masih banyak kekurangan terutama pada pola konsumsi khususnya untuk buah dan sayur yang mengalami minus gap cukup tinggi.

" Saya nggak tahu kenapa koq begitu di masyarakat, padahal sayur dan buah di desa cukup ya karena bisa ditanam di halaman pekarangan rumah," katanya .

Bahkan, survei di Kecamatan Cermee sebagai kawasan terbanyak menghasilkan buah mangga menunjukkan masyarakat setempat jarang mengkonsumsi buah mangga.

" Analisa kita ya sebelum panen mangga itu sudah dijual," sambungnya. 

Ini menunjukkan bahwa pola konsumi masyarakat harus mendapat pendampingan dari pemerintah. Menurutnya, pemerintah harus bisa menggunakan anggaran desa tidak hanya terfokus pada pembangunan fisik, namun juga pengembangan SDM.

" Percuma performa desanya bagus tapi masyarakatnya tidak," pungkasnya. (san)