Sir Dandy dan Gitar Pinjaman yang Awali Karier

by
https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/11/19/9d67f0b0-99ee-42ee-9827-12f2f80a92eb_169.jpeg?w=650
Sir Dandy dalam penampilan untuk Music at Newsroom. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai anak band yang tak sengaja tercebur jadi musisi solo, Sir Dandy sendiri tak pernah menduga usaha furnitur yang ia rintis justru membawanya merilis dua album. Pria yang kerap dipanggil Acong ini secara tak langsung mengakui teman-temannya amat berperan dalam karier.

Jika di album pertama, Lesson #1 (2011) ada Widi Puradiredja di balik layar yang menyarankan ia untuk serius rekaman, maka di album kedua, Intermediate, ada beberapa orang kawan yang selalu siap sedia meminjamkannya gitar, seperti Vincent Rompies eks Club 80's dan Riko Prayitno dari Mocca.

Padahal, menurut Sir Dandy, dirinya sudah memiliki gitar Epiphone, yang jujur tak ia ketahui keberadaannya kini.
"Gitarnya sekarang di mana ya? Dipinjam siapa gitu dulu. Baru nyadar perlu gitar setelah ada album. Wah, perlu gitar. Jadi cari dulu," katanya kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.


Begitulah sosok Sir Dandy, santai dan sederhana. Ia memilih tak muluk dalam bermusik, tanpa pretensi.

Dulu, saat belajar memainkan gitar pun Sir Dandy dipinjami oleh Ade Paloh, gitaris Sore. Ia lantas mengulik lagu band-band kesukaannya seperti The Libertines lewat internet, tapi usahanya tak berbuah manis seperti harapan. Namun setidaknya, kini ia bisa memainkan kunci-kunci dasar gitar.

Ia lantas tertarik melihat salah satu video unggahan gitaris 70's Orgasm Club, Anto Arief yang memainkan gitar dengan gaya idolanya, musisi Mus Mujiono. Sir Dandy membuat lagu untuk membalas kawannya itu, bertajuk 'Ode To Antreufunk'.

"Gue upload di YouTube biar dilihat. Nanti Anto muncul lagi, terus gue bales lagi. Makanya kan ada 'Ode To Antreufunk Part 2'," kata Sir Dandy sambil tertawa.

Vokalis band legendaris Teenage Death Star tersebut kemudian tak dapat mengingat password akun YouTube-nya, sehingga kesenangan itu berlalu begitu saja. Ia tak ambil pusing. Kemudian, datang pula 'kesenangan' lain, yaitu tawaran rilis album dari Widi.

"Gue cuek banget waktu bikin album itu [Lesson #1]. Makanya gue di awal rekaman gue bilang ke Widi, 'Lo mau rilis album gue? Kalau enggak laku, jangan komplain ya? Jangan nuntut juga, gue mah begini," tutur Sir Dandy, mengingat album solo perdana yang rilis di bawah Organic Records yang juga menaungi Maliq & D'Essentials.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/11/19/18465e43-38f4-498a-8367-c414ad666e79_169.jpeg?w=620
Sir Dandy, bermusik tanpa pretensi. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Setelah hampir sewindu, akhirnya Sir Dandy melepas album Intermediate. Tetap cuek dan apa adanya, ia menawarkan enam lagu yang terasa dekat dengan keseharian, masing-masing adalah 'Mudah-mudahan Ramai Terus (MRT)', 'Jurnal Risa', 'Kisah G.O.T', 'Jon Snow', 'Navigasi', dan 'Biarin' yang merupakan musikalisasi puisi karya Yudhistira ANM Massardi.

Sir Dandy menyebut Jon Snow sebagai favoritnya dari Intermediate. Ia mengaku begitu menyukai bagian gitar lagu tersebut.

"Jon Snow itu kunci gitarnya dulu yang nemu, tapi belum tahu liriknya. Saya suka gitarnya. Itu ngalir aja. Masih banyak lirik yang belum masuk di hasil lagu akhirnya, tapi udah kepanjangan, jadi ya udah," katanya.

Sir Dandy akan membawakan sejumlah lagu andalan, termasuk dari album Intermediate, dalam Music at Newsroom yang bakal tayang melalui streaming di CNNIndonesia.com pada Jumat (29/11) pukul 15.00 WIB. (rea)