Ekonomi Melambat, Saatnya Beralih ke Emas
by Fajar Sulaiman, RosmayantiWE Online, Jakarta - Emas dipercaya mampu menjaga ketahanan perekonomian suatu negara dan masyarakatnya. Di berbagai negara ekonomi maju, mereka menempatkan emas sebagai cadangan devisanya.
Demikian disampaikan Kepala Divisi Inovasi Produk Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Yosita Nur Wirdayanti dalam seminar The Power of Gold bertajuk Emas sebagai Penjaga Ketahanan Perekonomian di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
"Bisa jadi (untuk menjaga ketahanan perekonomian), tapi tidak selalu. Dia bisa dipakai untuk menambah cadangan devisa negara. Emas memang bagian dari cadangan devisa yang dipelihara negara," ujar Yosita.
Baca Juga: Pacu Penjualan Emas, Antam Luncurkan Lagi Emas Motif Batik
Yosita membeberkan, di negara ekonomi bagus, seperti Amerika Serikat punya cadangan emas yang sangat besar. Hal ini karena emas mampu menjaga daya tahan perekonomian, apalagi saat ini kondisi ekonomi global sedang mengalami perlambatan.
"AS punya 8.000 ton emas atau 74% dari cadangan devisanya. Rusia 2.000 ton itu hanya 19,1% dari cadangan devisa. Kalau Indonesia 2,5-3% dari cadevnya, kita lebih banyak trade-nya," katanya.
Asal tahu saja, berdasar catatan KNKS, total emas yang dimiliki Indonesia mencapai 78,5 ton atau sebesar 2,8% dari cadev.
Meski dapat menjaga ketahanan perekonomian, namun Yosita mengungkapkan, hingga saat ini belum ada aturan baku berapa banyak emas yang harus disimpan atau dicadangkan bank sentral suatu negara.